Terima Kasih


           Hai tuan, aku berterimakasih selama kurang lebih sebelas purnama. Kau sudah mau ku jadikan motivasi dan semangatku, walau aku tau siapa peduli dan kau pun tidak tahu menahu tentang diriku. 
Pasti tuan bertanya-tanya kenapa diri ku ini bisa kagum dengan tuan dan rasa kagum itu berubah lebih sekedar kagum. Semua bukan karena soal fisik atau tampang tapi, aku melihat kepribadian tuan yang begitu teduh, sejuk, ramah, baik, belum lagi tuan terkenal se antero kampus. 

           Tapi bukan karena tuan terkenal se antero kampus, tapi karena tuan mempunyai aura yang berwibawa dan tentunya tuan dikenal pintar sesuai dengan passion yang tuan bisa. Belum lagi tuan yang selalu taat bila ada suara adzan berkumandang. Ku lihat tuan langsung meninggalakan kesibukan yang tuan lakukan dan langsung beranjak pergi ke Masjid. Pasti tuan bertanya-tanya lagi kenapa aku bisa sampai tahu se detail itu, iya aku selalu memperhatikan aktivitas tuan.

         Begitu naif aku memang, tapi tenang lah aku juga tidak mungkin menganggu kehidupan mu yang baru saja mempunyai tambatan hati.Tidak apa lah walau tuan tidak mengetahui aku, dan tidak pula mengetahui seluruh isi hatiku tak apa. Mungkin tuan ingat waktu itu, kita pernah bertegur sapa walau hanya sekali tapi membuat aku senang berhari-hari. Sebenarnya bukan tegur sapa, tapi tuan berkata 'Punten, ya'  karna mungkin pada saat itu aku menghalangi tuan yang sedang mempersiapkan acara kampus. Tuan berkata begitu sambil tersenyum manis dan itu merupakan senyuman termanis tuan yang pernah aku lihat untuk terakhir kali nya. 

     Aku sangat berterimakasih kepada tuan yang sudah bisa merubah pribadi ku menjadi lebih baik. Setelah aku melihat kesederhanaan, dan kereligiusan tuan. Lantas, aku berpikir aku harus menjadi pribadi yang lebih baik agar tuan melihat kearahku. Seperti, aku sudah memakai jilbab bila keluar dari rumah, dan tidak berdandan berlebihan. Tapi, sama saja tuan bahkan tidak melihat kearahku sedikitpun. Ya siapa juga yang akan melihat kalau aku saja tidak berani memperkenalkan diriku secara terang-terangan, aku hanya membeei isyarat yang mungkin tuan juga tidak tahu menahu isyaratku itu.  

Aku sangat berterimakasih kepada tuan yang selalu membuat hari-hari ku sangat bahagia dan bersemangat dengan melihatmu tersenyum  manis dan tertawa dari kejauhan. 
Cukup begini. Aku tahu diri, tak mungkin bulan menggapai matahari. Tak mungkin diri ini  bisa menggapai mu dan berada disampingmu tuan. Walau sejauh matahari. Aku sangat bahagia, sudah bahagia dan tetap bahagia. 

       Mungkin tuan baca sajak ku ini, tapi aku lebih yakin tuan tidak akan membaca. Seandainya tuan baca aku berterimakasih dan minta maaf kepada tuan yang secara diam-diam aku mengagumi tuan, mungkin perasan kagum ku sekarang sudah berubah dan lebih dari kagum. Tuan pasti mengerti maksud ku. Aku tak mau berkecimpung dengan perasaan ini terlalu lama, aku juga tahu bahwa tuan mempunyai tambatan hati yang sudah tuan bonceng sore itu. 

    Aku yang terkejut karena tuan merupakan orang yang religius tapi sanggup untuk membonceng perempuan yang bukan mukhrim tuan. Ah sudahlah itu kan urusan tuan, aku tidak berhak mengomentari. Tapi, aku berdoa semoga tuan dengannya lancar dan langgeng. 

Mau marah? Mau kesal? Tidak, aku bukan tipikal yang seperti itu. Cukup aku doakan yang terbaik. Karena semua ini salahku, salahku yang mengagumi mu dalam diam tanpa tuan mengetahui. Tanpa tuan melihat aku yang sering memperhatikan tuan, tanpa tuan tau nama tuan selalu kuselipkan dirutinitas doaku, tanpa tuan tau aku selalu mencoba mengikuti organisasi yang tuan ikuti, tanpa tuan tau aku selalu mencoba mengikuti kegiatan yang tuan ikuti, dan tanpa tuan tau aku yang sampai tengah malam menunggu mu membuat insta story karna, dengan itu satu-satunya aku bisa mengetahui kabar tuan. Serta tanpa tuan tau semua isi hati ku.

Tapi tidak apa, aku mengerti, aku juga tahu diri, cukup begini. Aku sudah bahagia

Tetapi tunggu, setelah ku den  hubungatuan dengan wanita itu sudah merenggang bukan? ya, benar. Aku sudah mengetahui bahwa tambatan hati tuan itu sebenarnya sudah mempunyai tambatan hati. Ayolah tuan, jangan mengejar wanita yang tidak mencintaimu. Aku ingin melihatmu bahagia dengan mengejar wanita yang mencintaimu juga!


Sekali lagi terimakasih banyak tuan f! 


-23 Agustus 2019-

Komentar

Postingan populer dari blog ini